Pada langit yang rona padam
Matahari berkesiap hanyut sebab petang kan hilang
Ada burung-burung mengepak sayap
Terbang membujur, melintang, kadang menyilang
Memburu sangkar usang di ranting-ranting
Di bawahnya ada aku terpekur diam
Menatap langit-langit yang kian sesak
Asap-asap menggelap menyemai kalap
Sedang yang lain meratap-ratap
Mungkin nanti aku mati pengap
Inginku pinjam sayap-sayap unggas
Untuk melayang-layang mengeruk angkasa
Menganyam namaku dengannya
Sampai pendulum waktu enyah berdetak
Kaku tak punya daya
Sampainya aku pada lapisan galaksi
Kan ku minta mikail jatuhkan air
Mengirim bulir-bulir yang menjelma dalam hujan
Menyisir keluh jutaan manusia
Untuk meredam amarah
Pada lapisan langit tertinggi
Aku meluncur kembali ke bumi
Di bawah rintik hujan yang mesra
Berbisik di telinganya: ku tunggu kau di surga
Sudah siap sebuah singgasana
Di relung jiwa yang berikar cinta sore itu
Tujuh cahaya lagi ku jemput kau
di atas rumput-rumput hijau basah
.L.H.
Bintara, 14 Mei 2011